Mungkin itu pertanyaan yang sering terfikir dari dalam benak kita, manusia-manusia yang cinta menjelajahi keindahan negeri ini. Keindahan yang tidak akan pernah kita dapatkan di negara lain dimanapun di dunia ini. Kemudian apakah tujuan kita mendaki ? melepas penat dari rutinitas dan pekerjaan sehari-hari yang tak pernah habis-habisnya ?, atau menikmati keindanya saja?, Tapi apakah tujuan kita hanya itu saja ?, saya rasa tidak, banyak teman saya yang mengatakan tujuan mereka mendaki gunung adalah mencari jati diri dan mengenali sifat alamiah kita sebagai manusia.
Saat kita berada di alam bebas, kita tidak bisa menutupi sifat kita yang sebernarnya, ke-egoisan kita, sifat emosional kita akan mudah muncul jika kita berada di alam bebas. Di saat keadaan yang tidak menguntungkan bagi diri kita masing-masing, disinilah kepedulian kita terhadap teman kita akan di uji. Siapa yang akan kita dahulukan? keselamatan diri kita sendiri atau teman kita ?.
Semua itu akan kembali kedalam diri kita masing-masing. Hal terpenting saat kita melakukan pendakian bukanlah menaklukan gunungnya, tetapi diri kita sendiri. itu yang di katakan sang pemuncak everest yang pertama. Kalimat tersebut sangatlah tepat menurut saya, karena yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengendalikan diri kita pada keadaan yang tidak menguntungkan kita semua.
Kekompakkan dan kerjasama tim harus kita utamakan saat dalam pendakian. Ke-egosian harus di buang jauh-jauh, dan tanggung jawab dalam tim harus di utamakan. Kita berangkat bersama dan kitapun kan pulang bersama. Kita berpijak pada tanah yang sama, kita akan di kembalikan ke tanah yang sama. Tanah Air Indonesia.
Belajarlah dari alam, belajarlah dari langkah kaki kita. Gunung akan mengajarkan bagaimana kita tidak boleh putus asa dalam melangkah dan menjalani hidup ini. Gunung mengajarkan bagaimana kecilnya kita dibandingkan dengan Keagungan Tuhan beserta ciptaan-Nya. Maka masih pantaskah kita menyombongkan diri dengan apa yang ada pada diri kita.
Semoga bermanfaat untuk saya, anda dan kita semua.
Salam Lestari.
Salam Lestari.
0 komentar:
Post a Comment