STOP dalam keadaan Darurat

STOP dalam keadaan Darurat
Jika anda seseorang yang aktif dalam kegiatan pencinta alam mungkin anda tidak asing dengan istilah STOP, istilah ini sering digunakan sebagai patokan untuk kita penggiat kegiatan alam bebas. STOP mempunyai kepanjangan yaitu Stop - Thinking - Observe - Planning . Suatu rangkaian kata yang menunjukkan pada kita bagaimana kita harus bersikap dalam keadaan darurat.

Stop berarti berhenti. Berhenti dari segala aktifitas yang memungkinkan kita untuk lebih jauh tersesat bahkan merugikan diri kita sendiri maupun tim. Berhentilah jika kita tersesat di hutan atau di gunung. Hal ini agar kita tidak tersesat lebih jauh di hutan atau di gunung. Berhentilah, duduk, istirahat dan tenangkan diri anda dan anggota tim anda.

Thinking berarti berfikir. Dalam hal ini anda harus berfikir dengan jernih. Jauhkan diri anda dari kepanikan yang bisa mempengaruhi pola pikir anda dalam mengambil keputusan. Tetaplah support teman-teman anda dan diri anda sendiri agar tetap bisa semangat dan yakin anda beserta tim anda akan keluar dari masalah ini.

Observe berarti mengamati. Amatilah keadaan sekitar tempat anda tersesat misalnya. kemudian amatilah keadaan teman-teman anda dalam tim. Amatilah apa saja yang anda bawa yang bisa anda manfaatkan untuk mencari pertolongan dan bertahan hidup di situasi yang tidak menguntungkan anda. Amati juga tempat sekitar, mungkin ada sesuatu yang bisa anda manfaatkan untuk menghadapi situasi tersebut. misalnya sumber air maupun makanan.

Planning berarti merencanakan. Rencanakanlah langkah-langkah apa yang akan anda dan tim anda tempuh untuk keluar dari situasi ini. Rencanakan dengan baik misalnya soal pembagian tugas masing-masing anggota tim. Rencanakan juga pembagian perbekalan untuk menghadapi hal ini. 

Salam Lestari.
Salam Survive.

Menikmati Samudra Hindia dari Pegunungan

     Kali ini saya akan menceritakan pengalaman tak terlupakan yang saya alami saat mendaki sebuah pegunungan atau perbukitan di Kebumen. Pegunungan ini diberi nama Gunung Duwur ( Gunung Tinggi dalam Bahasa Indonesia ) oleh masyarakat sekitar. Terletak di desa Gubug , Kecamatan Buaya Kabupaten Kebumen, sekitar 1,5 jam dari pusat Kota Kebumen.

Di Pegunungan ini kita dapat melihat indahnya hamparan Samudra Hidia dari atas, kita dapat melihat garis pantai dengan sangat jelas. Untuk mencapai lokasi ini, jalur yang paling mudah adalah dari Jalan dari Gombong menuju Pantai Suwuk atau Karangbolong, setelah memasuki Kecamatan Buayan, carilah desa atau pasar Geblug, kemudian belok ke arah barat, ikuti terus jalan itu sampai di desa Gebug.

      Jalan yang kita lewati sangat berkelok dan naik turun, saya sarankan anda untuk berhati-hati. setelah sampai di desa Gebug, carilah jalan pendakian menuju Gunung Duwur atau Gunung Arjuna ( Gunung yang bersebelahan dengan Gunung Duwur ) . Anda dapat menitipkan kendaraan anda pada warga sekitar. Pendakian akan memakan waktu sekitar satu jam dari perkampungan sampai ke Gunung Duwur, namun jika anda mau ke Gunung Arjuna maka akan menambah sekitar 30 menit lagi karena letaknya lebih jauh, namun tidak lebih tinggi dari Gunung Duwur.

     Jalan yang kita lewati adalah Tanah berbatu, jadi berhati-hatilah saat melakukan pendakian ke sini, kemudian jangan lupa memberi tanda saat mendaki agar lebih mudah saat turun Gunung nanti, karena di Gunung ini belum ada jalur resmi untuk mencapai puncaknya, saya sering membuat jalur sendiri. Ada jalur , itupun buatan petani warga sekitar yang memanfaatkan pegunungan ini sebagai ladang bercocok tanam. Di puncak gunung duwur juga terkadang di tanami kacang tanah oleh penduduk sekitar, maka kita harus hati-hati dalam memilih jalur, jangan sampai kita memilih jalur yang salah dan merusak lahan pertanian warga.

     Perlu anda ketahui, menurut cerita yang saya dengar dari warga sekiatar bahwa Gunung ini juga sering digunakan oleh para anggota TNI untuk refreshing sekaligus menguji fisik. Jadi untuk anda para penggiat alam , maka tidak ada salahnya untuk mencoba mendaki Gunung Duwur dan Gunung Arjuna di Kabupaten Kebumen ini untuk merasakan sensasi menikmati pantai dengan cara yang berbeda.
Berikut ada beberapa gambar dari Gunung Duwur di Kebumen
Gunung ( bukit )Arjuna dari Gunung Duwur

Pendakian Gunung Pangrango Via Cibodas

Pendakian Gunung Pangrango Via Cibodas
Kali ini saya akan berbagi info Pendakian Gunung Pangrango via Cobodas. Sebelum memulai melakukan pendakian, anda harus melapor dan menunjukan surat - surat perijinan di Basecamp, kemudian akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas terhadap barang bawaan Anda. Beberapa barang yang dilarang akan disita oleh petugas, dan pada saat anda turun juga akan dilakukan pemeriksaan kembali. 

Dari jalur ini ada beberapa pos tempat peristirahatan yang berupa bangunan beratap yang bisa kita gunakan untuk beristirahat. Awal pendakian dimulai dengan jalur setapak berbatu, melintasi kawasan hutan tropis yang cukup lebat. 

Setelah anda berjalan kurang lebih 2 km melintasi kawasan hutan yang sangat lebat, anda akan mendapati sebuah rawa yang biasa disebut Telaga Biru, telaga ini memiliki ketinggian kurang lebih 1.500 mdpl. Kemudian anda akan melintasi jembatan kayu sepanjang jalur sebelum sampai pos Rawa Gayang Agung yang memiliki ketinggian kurang lebih 1.600 mdpl.

Jembatan kayu ini sekarangsudah mulai rusak, maka anda harus berhati - hati agar tidak terjatuh. Setelah berjalan di atas jembatan kayu kurang lebih 1 km, jalur akan kembali berbatu hingga sampai di Pos Panyancangan Kuda yang berada diketinggian 1.628 mdpl, di sini terdapat bangunan beratap yang dapat dipergunakan untuk beristirahat. Di sini juga terdapat persimpangan jalur, ke kanan ke arah air terjun Ciberem, sedangkan arah puncak anda bisa tetap jalan lurus.  

Jalur berikutnya akan mulai menanjak dan berliku melewati jalan setapak yang cukup terjal. Kemudian anda akan sampai di Pos Batu Kukus dengan ketinggian sekitar 1.820 mdpl. Di tempat ini terdapat bangunan yang dapat digunakan untuk istirahat. Jalur selanjutnya akan kembali menanjak, jalurnya akan berubah dengan jalan tanah. Jalur selanjtnya akan mulai landai dan ada beberapa turunan akan mempercepat langkah anda menuju Pos Pondok Pemandangan yang memiliki ketinggian 2.150 mdpl. 

Setelah POS ini kita akan menyebrangi sebuah lereng curam dan dialiri air hangat, di sini sebaiknya jalan satu persatu dan menunggu bila ada pendaki yang melintas dari arah berlawanan. Karena bila dua orang pendaki bertemu maka pendaki di sisi jurang akan sulit mendapatkan pegangan bila terpeleset dan kesenggol akan fatal akibatnya, meskipun ada rantai besi pengaman namun kondisinya kurang aman untuk dijadikan pegangan. 

Kemudian kita akan sampai di Pos Kandang Batu yang memiliki ketinggian 2.220 mdpl. POS ini memiliki sungai yang berair hangat. Selanjutnya dari Pos Kandang Batu kita akan melewati sungai yang kadang airnya deras sehingga anda wajib hati-hati. Kemudian kita akan sampai di tanah lapang yang cukup untuk mendirikan beberapa tenda. 

Setelah itu jalur mulai landai dan sedikit menurun hingga Pos Kandang Badak dengan ketinggian 2.395 mdpl. Saya sarankan sebaiknya anda mengisi persediaan airnya di pos Kandang Badak, karena perjalanan berikutnya akan susah memperoleh air. Setelah kandang Badak perjalanan menuju puncak sangat menanjak dan melelahkan disamping itu udara sangat dingin. Disini terdapat persimpangan jalan, untuk menuju puncak Gn.Gede ambil arah ke kiri namun jangan salah jalan menuju ke kawah, dan untuk menuju puncak Gn.Pangrango ambil yang kanan. 

Untuk sampai di puncak Pangrango anda waktu yang dibutuhkan sekitar 3,5 jam dengan jarak tempuh lebih kurang 3 km, dengan melintasi kawasan hutan ldengan jalur terjal. Dari puncak gunung Pangrango pendaki tidak bisa menikmati pemandangan sekitar karena masih banyak pohonan. Sedikit turun ke arah barat terdapat areal terbuka seluas 5 ha yang dipenuhi dengan tanaman bunga edelweis. Tempat ini biasa di sebut Lembah Mandalawangi.

catatan penting :
Jalur Cibodas bisa anda ditempuh dengan Bus jurusan Jakarta - Bandung. Turun di pertigaan Cibodas, disambung dengan Minibus ke Kebun Raya Cibodas.

Save Pangrango and Edelweiss.
Salam Lestari.