Saat banyak orang bertanya pada kita bahwa apakah kita naik gunung selalu sampai ke puncak? saya jawab ya, karena memang saya selalu berusaha untuk mencapai setiap puncak Gunung-gunung yang saya daki, Tetapi apakah puncak tujuan utamanya ? tentu saja bukan. Lalu kalau bukan puncak, dimanakah sebenarnya tujuan kita naik gunung ? maka saya jawab adalah rumah kita sendiri.
Semua orang yang naik gunung mungkin mengingikan untuk bisa menapakkan kaki di puncak, tapi ingatlah bahwa rumah kita adalah tempat kita kembali. Jangan pernah memaksakan untuk mencapai puncak jika memang kondisi tidak memungkinkan. Tetaplah ingat bahwa keluarga kita menanti kita pulang membawa sebuah kabar baik dan cerita yang seru, menyenangkan serta menegangkan.
Namun saya juga tidak memungkiri bahwa tujuan dan usaha kita mencapai puncak akan melatih kita untuk pantang menyerah dalam mengusahakan sesuatu yang berharga. Memang benar, saya sendiri sering meyakinkan diri saya untuk tetap melangkah menuju tempat yang menjadi tujuan dari sebuah pendakian, yaitu puncaknya. Tetapi semua itu bisa kita lakukan dalam kondisi yang memungkinkan, saya menyarankan agar tidak terlalu memaksakan diri.
Hal yang paling pantang dilawan adalah cuaca buruk. Jika cuaca tidak memungkinkan kita untuk melanjutkan perjalanan, maka berhentilah dan tunggulah cuaca membaik. Jangan sampai rencana refreshing dan pendekatan kepada alam berubah menjadi bunuh diri masal karena memaksakan pendakian saat cuaca tidak memungkinkan.
Takkan lari Gunung di kejar, takkan pergi Gunung di daki. Cintailah nyawa kita seperti kita mencintai Gunung yang kita daki. Ingat bahwa nyawa kita hanya satu, dan masih ada waktu untuk melakukan pendakian di lain waktu. Rumah tetaplah tempat kita kembali.
Safety first dan Salam lestari.
0 komentar:
Post a Comment